3 Kunci Sukses Teddy Rachmat 12 Oktober 2017 – Posted in: Bagi Pengalaman, Tips – Tags: , ,

 

Dalam kegiatan Leadership Series yang diadakan QB Leadership dan majalah Warta Ekonomi pada Februari lalu, pengusaha Teddy P. Rachmat telah sharing pengalamannya dalam berbisnis dan memimpin perusahaan. Secara lugas, Pak TPR membagi tips bisnisnya yang sangat sederhana, cuma terdiri dari tiga poin.

Pak Teddy sendiri telah membuktikan diri sebagai pemimpin perusahaan dan pengusaha kawakan. Di tangannya, perusahaan-perusahaan tumbuh pesat dan berhasil menjadi organisasi yang mampu bertahan lama dan terus berkembang, bahkan setelah ditinggalkan yang bersangkutan.

Contohnya, United Tractors yang dirintis Pak TPR pada 40 tahun silam. Bermodal awal $500 ribu, kini perusahaan tersebut telah berkembang menjadi bernilai $10 miliar, atau naik 2.000 kali lipat.

Berikut tips bisnis yang diberikan Pak Teddy kepada peserta Leadership Series:

1) Cari angin yang kuat
2) Gali keunikan dari bisnis kita
3) Geber keunikan tersebut

CARI ANGIN YANG KUAT

Berbisnislah di industri atau bidang yang sedang atau akan tumbuh pesat. Karenanya, pelajari perubahan-perubahan dalam permintaan pasar. Meski memiliki produk atau jasa terbaik, bisnis tak akan berkembang pesat bilamana produk dan jasa tersebut tak dibutuhkan masyarakat dalam skala besar. Pilihlah sektor industri yang benar.

GALI KEUNIKAN

Berada dalam industri atau bidang yang tengah tumbuh berarti harus berani menghadapi persaingan. Sebab, banyak orang berpikiran sama dengan kita, masuk ke sektor yang seksi tersebut. Untuk memenangkan persaingan, cari keunikan bisnis kita dibanding kompetitor. Tentunya, keunikan ini harus terkait dengan daya jual dan tingkat keuntungan. Bisa jadi, keunikan tersebut memberi nilai tambah pada konsumen. Atau, keunikan kita berupa proses bisnis yang lebih efisien. Kita tidak boleh memilih keunikan yang tidak terkait dengan penjualan dan keuntungan.

LEVERAGING

Bila sudah menemukan keunikan yang akan menjadi senjata pamungkas memenangkan persaingan, geber terus keunikan tersebut untuk menumbuhkan bisnis hingga sebesar-besarnya. Di sini berlaku apa yang dinamakan “fanatical disipline”, yakni upaya mati-matian untuk terus mempertajam keunikan tadi. Contohnya, Toyota mati-matian mengejar kesempurnaan dan efisiensi dalam roda produksi. Dengan cara itu, produk mereka benar-benar berkualitas. Menurut Pak TPR, pemimpin bisnis harus terus menggeber bisnisnya–tak ada istilah puas–hingga menjadi nomor satu dan menguasai pangsa pasar terbesar.