Leading With Integrity 25 Juni 2018 – Posted in: Bagi Pengalaman

Pada tanggal 22 April 2018, di Gallery Campus Center ITB, diadakan acara “Graduation Forum of 2017 Young Leaders of Indonesia Regional Program”. Pada acara ini saya berkesempatan membawakan topik “Leading with Integrity” dihadapan 55 mahasiswa berprestasi dari universitas-universitas terbaik di Bandung. Mereka adalah peserta Young Leader of Indonesia yang diselenggarakan oleh Yayasan YLI bekerjasama dengan ITB, sebagai upaya menghasilkan 1000 pemimpin muda untuk membangun Indonesia. Yayasan YLI dibentuk oleh McKinsey & Company.

Indonesia memang membutuhkan generasi baru pemimpin-pemimpin yang diharapkan dapat menjadi lokomitif kemajuan Indonesia. Saat ini Indonesia masih kekurangan pemimpin-pemimpin dengan mindset 21. Program ini bertujuan mengembangkan pemimpin-pemimpin muda yang mempunyai visi bagi dirinya dan bagi Indonesia.

Kepada para peserta saya menyampaikan pesan bahwa untuk melakukan perubahan dan merealisasikan segenap potensinya, Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang kompeten dan berintegritas yang secara konsisten mendemonstrasikan dan mengkomunikasikan perilaku beretika.

Soal integritas ini menjadi sangat penting mengingat posisi Indonesia yang masih tertinggal dalam hal ini. Kalau kita lihat posisi Indonesia dalam salah satu indikator integritas dunia, Corruption Perception Index 2017 nilai Indonesia adalah 37, dimana angka 100 menunjukan Negara yang paling bersih korupsi. Ini mengindikasikan bahwa survey dan opini para ahli masih menilai Indonesia sebagai Negara dengan tingkat korupsi yang tinggi.

James M. Kouzes dalam bukunya yang berjudul “The Truth About Leadership”, menyampaikan bahwa ada 10 kebenaran fundamental dalam kepemimpinan, yaitu:

  1. Pemimpin bisa menghasilkan perbedaan
  2. Kredibilitas adalah pondasi dari kepemimpinan
  3. Nilai-nilai seseorang (values) yang akan mendorong komitmen
  4. Fokus ke masa depan akan membedakan satu pemimpin dari yang lain
  5. Seorang pemimpin tidak bisa berhasil bila bekerja sendiri
  6. Rasa percaya (Trust) sangat menentukan
  7. Tantangan adalah cobaan untuk menghasilkan kehebatan
  8. Pemimpin harus menjadi contoh
  9. Pemimpin terbaik adalah pembelajar terbaik
  10. Kepemimpinan adalah masalah hati

Kesepuluh kebenaran fundamental diatas menunjukan betapa pentingnya memimpin dengan integritas. Hanya dengan integritas, seorang pemimpin dapat menjadi panutan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Hanya dengan integritas, rasa percaya (trust) dapat dibangun, hanya dengan integritas kredibilitas bisa terbangun. Dan kita tidak perlu berkecil hati pada kenyataan bahwa Indonesia masih mempunyai tantangan yang besar dalam hal korupsi. Karena sejatinya tantangan adalah cobaan untuk menghasilkan kehebatan.

Integritas secara luas mencakup :

  • Akuntabilitas, yaitu membuka kesempatan kepada para pemangku kepentingan untuk bisa memeriksa bahwa kita melakukan apa yang kita janjikan untuk kita lakukan.
  • Kompetensi, yaitu kita melakukan pekerjaan dengan baik.
  • Etika, yaitu kita melakukannya secara terhormat dan untuk kepentingan publik.
  • Mencegah korupsi, yaitu memastikan bahwa korupsi tidak terjadi.

Didalam organisasi, seorang pemimpin harus memastikan bahwa apapun stimulus yang terjadi, respon organisasi adalah perilaku yang beretika. Respon perilaku ber-Etika dipengaruhi oleh setidak nya tiga komponen, yaitu : komponen internal organisasi, komponen eksternal organisasi dan faktor individu pegawai. Termasuk dalam komponen internal organisasi adalah apakah standar etika ditetapkan dan ditegakkan, serta bagaimana budaya organisasi. Termasuk dalam komponen eksternal adalah sistem politik , penegakkan hukum serta budaya industri. Termasuk dalam faktor individu adalah kepribadian, nilai-nilai serta moralitas masing-masing individu di dalam organisasi.

Corruption Perception Index yang masih sangat rendah menunjukkan bahwa di Indonesia, pengaruh eksternal masih buruk, sehingga untuk menghasilkan perilaku organisasi yang beretika dibutuhkan fokus yang besar pada penguatan komponen internal organisasi, seperti memastikan individu yang kita rekrut adalah orang-orang yang berintegritas, serta meyakinkan bahwa standar etika yang tinggi ditetapkan dan ditegakkan secara konsisten sehingga terbangun budaya organisasi yang beretika.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan Etika Organisasi :

  1. Para pemimpin secara konsisten mendemonstrasikan tingkat moralitas tinggi sehingga menjadi contoh bagi para karyawannya untuk diikuti.
  2. Mengkomunikasikan perilaku yang diharapkan secara jelas, konsisten dan rutin dan menjelaskan mengapa itu penting bagi organisasi.
  3. Perilaku yang baik sesuai dengan standar etika yang tinggi di akui dan di apresiasi
  4. Perilaku yang tidak sesuai dengan standar etika yang telah ditetapkan di peringatkan serta diberikan konsekuensi secara adil dan konsisten.

Para pemimpin harus menerapkan tata kelola organisasi yang baik, yang akan menarik investor, membuat karyawan berhasil, menghasilkan pelanggan yang puas, pemasok yang menaruh kepercayaan yang tinggi, memuaskan regulator dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.

Integritas adalah seusatu yang diangkat dari lingkungan sekitar, baik lingkungan keluarga, lingkungan kerja atau lingkungan sosial. Kita sebagai individu selalu memiliki pilihan, untuk menjadi contoh yang baik dan memberikan inspirasi terhadap semua yang disekitar kita, atau bersembunyi dibelakang orang-orang beretika rendah dan mengikuti alur jalan mereka.

Saya menutup ceramah saya dengan menekankan bahwa membangun Indonesia yang maju dan berintegritas memerlukan peran serta setiap pemimpin. Indonesia akan bisa merealisasikan cita-cita kemerdekaan untuk maju dan sejahtera bagi semua hanya bila korupsi bisa diberantas, dan ini adalah tanggung jawab kita semua.

Saya sangat terkesan dengan antusiasme para peserta didalam mengikuti sharing ini, juga pada banyaknya pertanyaan-pertanyaan bagus yang diajukan. Semoga pemimpin muda Indonesia ini bisa menjadi lokomotif bagi kemajuan yang berintegritas bangsa kita.

Salam hangat penuh semangat,

Betti Alisjahbana